Hari Rabu, tanggal 27 Maret 2013, adalah hari terakhir saya dan LO saya
pergi ke sekolah. Kami tidak memiliki jadwal mengajar di hari Kamis. Hari
Jum’at merupakan hari libur nasional yakni hari paskah. Hari-hari selanjutnya
juga hari libur yakni liburan sekolah term
1.
Period 1 dan 2 di hari Rabu adalah waktunya untuk kelas 11 melaksanakan
tes bahasa Indonesia. Tesnya berupa soal menjawab pertanyaan essay berdasarkan
bacaan atau teks. Oleh karena itu, tidak banyak yang saya lakukan di kelas,
saya hanya mencatat ulang langkah memasak untuk dilakukan nanti ketika jam
istirahat siang. Saya pun memikirkan beberapa ide yang bisa dilaksanakan di
saat mengajar di term 2 nanti.
Period 3 adalah waktunya untuk siswa SD, saya lupa kelas berapa. Yang
saya lakukan adalah mengobservasi lalu membantu jika LO saya perlu bantuan
seperti membantu siswa mengerjakan soal latihan.
Setelah itu, waktu reses tiba. Seperti biasa, kami bertolak dari kelas
menuju ruangan kerja staf. Dan juga seperti biasa, yang saya lakukan adalah
minum di meja saya dan membuka HP kalau-kalau ada pesan masuk. Namun, tidak
seperti biasanya, LO saya tidak di dekat saya, di meja kerjanya. Guru-guru yang
biasa ada pun tidak ada di ruangan kerja. Beberapa saat kemudian, datanglah
guru laki-laki menghampiri saya. Dalam hati saya berkata, “tumben nih orang
ngedeketin saya.” Dia berkata, “Restri, come here, do you have a second?” yang
saya yakin maksudnya adalah dia ingin saya mengikuti dia ke ruangan pantry.
Tanpa saya duga, ada banyak guru dan staf di ruangan tersebut dan sebuah
bolu stroberi dengan beberapa lilin di atasnya. Saya jadi mulai heran. Tadinya
saya tidak mau GR tapi LO saya berdiri tepat di depan bolu tersebut. Saya tahu
LO saya tidak berulang tahun di bulan ini. Saya tahu bahwa LO saya tahu ulang
tahun saya tanggal 29 Maret. Sayapun menghampiri LO saya, dan ia lalu mengucapkan
selamat ulang tahun.
Hoh! Tentu saya terkejut dan terharu. Guru-guru yang lain mengucapkan
selamat juga. Lalu mereka menyanyikan lagu selamat ulang tahun dalam bahasa
Inggris. Saya disuruh meniup lilin lalu memotong kue bolunya. LO saya bilang,
kalau pisaunya tidak bersih yakni ada krim yang menempel, saya harus mencium
laki-laki di dekat saya. Oleh karena itu, sebelum memotong kue, saya pastikan
dulu tidak ada laki-laki di sekitar saya. Wah, Alhamdulillah, ternyata setelah
saya meniup lilin, para guru laki-lakipun menghilang entah kemana. Hihihi,
syukurlah. Dan ternyata, pisaunya bersih. Setelah itu, kami memakan bolu
tersebut bersama-sama.
Sebelum makan bolu tersebut sebenarnya saya ingin tanya apakah bolunya
halal. Namun, setelah mengetahui bahwa bolu ini dibuat oleh LO saya, saya tidak
jadi bertanya karena saya percaya, semoga saja, LO saya dapat dipercaya dan
membuat bolu yang memang halal untuk saya.
Sudah saya bilang kan bahwa waktu reses hanya 20 menit. Oleh karena itu,
setelah sepotong bolu saya santap, LO saya dan saya segera masuk kelas. Setelah
itu, di period ke-5, kami membawa bahan-bahan memasak kami ke cooking room. Ruangan memasaka ini
digunakan para siswa di kelas memasak. Kali ini, ruangan ini digunakan oleh
kami dan para siswa kelas 8 untuk memasak beberapa makanan Indonesia yakni nasi
goreng, mie goreng, dan pisang goreng.
Di period ke-5, saya dan LO menyiapkan bahan-bahan dengan mengiris
beberapa bahan. Di saat jam istirahat makan siang, beberapa siswa yang bersuka
rela datang untuk membantu. Dua puluh menit kemudian, semua siswa kelas 8
datang dan turu membantu. Ketika bel period ke-7 berbunyi semua siswa kelas 8
kecuali 3 orang bergerak berpindah menuju kelas bahasa Indonesia. Saya dan 3
orang siswa masih harus di ruangan memasak untuk menyelesaikan memasak pisang
goreng. Sementara itu, di kelas bahasa Indonesia, LO saya harus memulai
pelajaran yang saat itu bertujuan agar siswa berlatih menggunakan kalimat
bahasa Indonesia dalam konteks di restoran.
Setelah beberapa menit berlalu, tiga siswa dan saya menyusul ke kelas
bahasa Indonesia. Kamipun menyantap makanan yang kami masak bersama. Kami juga
minum minuman yang ada di Indonesia seperti air kelapa muda, jus jeruk, dan jus
nanas.
Setelah period ke-7 usai, LO saya segera menjemput siswa kelas 5/6 dari
gedung sekolah dasar. Di sini, ada peraturan bahwa guru menjemput atau
mengantar siswa sekolah dasar dari gedungnya menuju kelas tempat belajar
sehingga para siswa SD itu bisa dengan tertib masuk ke dalam ruangan kelas.
Sementara LO saya menjemput para siswa tersebut, saya membereskan ruangan kelas
yang cukup tidak rapih setelah kelas 8 tadi. Saya juga menghapus papan tulis
yang penuh dengan tulisan untuk kelas 8 tadi. Saya senang di saat saya “riweuh”
itu berarti saya sedang berguna.
Kemudian, setelah kelas yang satu itu, berakhirlah kegiatan di sekolah.
Eits, namun, saya dan LO saya harus kembali ke cooking room untuk membereskan semuanya. Setelah itu, kami harus ke
sekolah di Inglewood, kota yang berjarak setengah jam dari sekolah. Kami ke
sana untuk melakukan student led
conference bersama orang tua murid yang tinggal di kota itu. Sebelumnya,
pada hari selasa, semua guru melakukan hal yang sama dengan orang tua murid
yang tinggal di Wedderburn.
Setelah usai, LO saya pulang duluan bersama teman-temannya yakni beberapa
guru lain menuju Bendigo. Sementara itu, saya masih harus menunggu guru yang
lain yang pulang menuju Wedderburn. Setelah beberapa lama, wakil kepala sekolah
dan salah seorang guru pun selesai melaksanakan tugasnya dan bisa pulang. Saya
pun menumpang di mobil yang wakil kepala sekolah bawa. Walhasil, saya
diturunkan tepat di depan pintu rumah kosan saya sekitar jam 7 malam – matahari
belum terbenam sebenarnya -.
Setibanya di rumah, setelah menyimpan tas dan barang-barang yang saya
bawa, saya menyiapkan makan malam dan menyantapnya di ruang makan. Setelah
selesai, sayapun pamit untuk masuk ke dalam kamar.
Keesokan hari, yang saya banyak lakukan adalah menelpon ke Indonesia. Itu
karena pulsa yang tersisa di HP saya masih banyak: $28 credit, unlimited data, unlimited sms, unlimited social network dan ratusan menit gratis menelpon, dan
sebagainya. Padahal, tanggal 1 Maret lalu saya membeli pulsa sebanyak $30
dollar. Sementara itu, itu semua hanya bisa digunakan sebelum tanggal 29 Maret
2013 dan setelah tanggal itu hanguslah semuanya. Saya menelpon orang tua,
kakak, saudara, dan teman-teman.
Pada siang harinya, saya pergi ke News
Agent untuk membeli voucher pulsa. Maklum, saya tidak menggunakan ATM Visa
atau Mastercard jadi saya tidak bisa mengisi pulsa secara online. Tak apalah,
saya kan jadi bisa jalan-jalan ke pusat kota Wedderburn. Lumayan juga untuk
menghangatkan dan mengolahragakan badan.
Sepulangnya dari News Agent,
masih tidak ada siapapun di rumah. Oleh karenanya, saya masuk ke kamar saya dan
diam di dalamnya hingga waktu makan malam akan menjelang, hehe. Ketika
terdengar suara orang-orang dari luar kamar saya, dan suara peralatan di dapur
semakin ramai terdengar, saya keluar berniat untuk membantu memasak makan malam
seperti malam-malam biasanya.
Ternyata, di dapur ada ibu kos anak perempuan sulungnya dan anak
laki-lakinya. Wah, ternyata benar yang dikatakan bu kos beberapa hari yang lalu
bahwa malam ini, kami akan makan malam untuk merayakan ulang tahun saya! Ibu
kos memasak roast lamb sesuai dengan
request saya beberapa hari yang lalu. Sebenarnya request itu juga disarankan
oleh anak ke-3 nya yang laki-laki yang menyukai roast lamb. Saya dilarang membantu menyiapkan karena saya
berulangtahun.
Pasti penasaran, kambingnya halal atau tidak! Ibu kos sengaja memesan
kepada butcher daging kambing yang
halal sehingga saya tentu saja bisa memakannya.
Malam semakin datang, yang saya lakukan hanya duduk di kursi makan dengan
HP di tangan saya, menanti makanan siap semua. Sekitar jam 7 malam, makanan
masih belum siap. Jujur, saya lapar! Wah, ada yang sudah jadi! Kue Pavlova, saya suka kue itu sejak pertama
kali memakannya 2 minggu yang lalu. Kue tersebut terbuat dari banyak putih
telur dan banyak gula dan krim. Enak, manis, pokoknya maknyuss!
Anak bu kos yang bungsu dan sulung menghias kue tersebut menjadi kue
ulang tahun untuk saya. Sebenarnya, kue ulang tahun yang biasa ada di hari
ulang tahun di sini bukanlah Pavlova tapi kue yang biasanya juga di Indonesia.
Namun, karena bu kos tahu saya suka Pavlova , keluarganya juga suka, dan
bahan-bahannya tidak macam-macam yakni halal, jadilah Pavlova merah putih nan
indah dilihat dan enak dimakan, yummy!
Mejapun kemudian, di-set. Makanan
di sajikan ke dalam piring masing-masing oleh bu kos. Seperti biasa, bu kos
bertanya, “How much do you want?” dan seperti biasa juga, saya selalu ingin
banyak. Di malam ini, saya ingin 3 iris tipis daging kambing sementara yang
lain hanya 2 iris, hehe. Maklum, saya takut masih lapar nanti karena terbiasa
makan malam besar di rumah di Indonesia.
pavlova birthday cake