Selasa, 11 Juni 2013

Ulang tahun yang ke-25, aku di Australia

Hari Rabu, tanggal 27 Maret 2013, adalah hari terakhir saya dan LO saya pergi ke sekolah. Kami tidak memiliki jadwal mengajar di hari Kamis. Hari Jum’at merupakan hari libur nasional yakni hari paskah. Hari-hari selanjutnya juga hari libur yakni liburan sekolah term 1.
Period 1 dan 2 di hari Rabu adalah waktunya untuk kelas 11 melaksanakan tes bahasa Indonesia. Tesnya berupa soal menjawab pertanyaan essay berdasarkan bacaan atau teks. Oleh karena itu, tidak banyak yang saya lakukan di kelas, saya hanya mencatat ulang langkah memasak untuk dilakukan nanti ketika jam istirahat siang. Saya pun memikirkan beberapa ide yang bisa dilaksanakan di saat mengajar di term 2 nanti.
Period 3 adalah waktunya untuk siswa SD, saya lupa kelas berapa. Yang saya lakukan adalah mengobservasi lalu membantu jika LO saya perlu bantuan seperti membantu siswa mengerjakan soal latihan.
Setelah itu, waktu reses tiba. Seperti biasa, kami bertolak dari kelas menuju ruangan kerja staf. Dan juga seperti biasa, yang saya lakukan adalah minum di meja saya dan membuka HP kalau-kalau ada pesan masuk. Namun, tidak seperti biasanya, LO saya tidak di dekat saya, di meja kerjanya. Guru-guru yang biasa ada pun tidak ada di ruangan kerja. Beberapa saat kemudian, datanglah guru laki-laki menghampiri saya. Dalam hati saya berkata, “tumben nih orang ngedeketin saya.” Dia berkata, “Restri, come here, do you have a second?” yang saya yakin maksudnya adalah dia ingin saya mengikuti dia ke ruangan pantry.
Tanpa saya duga, ada banyak guru dan staf di ruangan tersebut dan sebuah bolu stroberi dengan beberapa lilin di atasnya. Saya jadi mulai heran. Tadinya saya tidak mau GR tapi LO saya berdiri tepat di depan bolu tersebut. Saya tahu LO saya tidak berulang tahun di bulan ini. Saya tahu bahwa LO saya tahu ulang tahun saya tanggal 29 Maret. Sayapun menghampiri LO saya, dan ia lalu mengucapkan selamat ulang tahun.
Hoh! Tentu saya terkejut dan terharu. Guru-guru yang lain mengucapkan selamat juga. Lalu mereka menyanyikan lagu selamat ulang tahun dalam bahasa Inggris. Saya disuruh meniup lilin lalu memotong kue bolunya. LO saya bilang, kalau pisaunya tidak bersih yakni ada krim yang menempel, saya harus mencium laki-laki di dekat saya. Oleh karena itu, sebelum memotong kue, saya pastikan dulu tidak ada laki-laki di sekitar saya. Wah, Alhamdulillah, ternyata setelah saya meniup lilin, para guru laki-lakipun menghilang entah kemana. Hihihi, syukurlah. Dan ternyata, pisaunya bersih. Setelah itu, kami memakan bolu tersebut bersama-sama.
Sebelum makan bolu tersebut sebenarnya saya ingin tanya apakah bolunya halal. Namun, setelah mengetahui bahwa bolu ini dibuat oleh LO saya, saya tidak jadi bertanya karena saya percaya, semoga saja, LO saya dapat dipercaya dan membuat bolu yang memang halal untuk saya.
Sudah saya bilang kan bahwa waktu reses hanya 20 menit. Oleh karena itu, setelah sepotong bolu saya santap, LO saya dan saya segera masuk kelas. Setelah itu, di period ke-5, kami membawa bahan-bahan memasak kami ke cooking room. Ruangan memasaka ini digunakan para siswa di kelas memasak. Kali ini, ruangan ini digunakan oleh kami dan para siswa kelas 8 untuk memasak beberapa makanan Indonesia yakni nasi goreng, mie goreng, dan pisang goreng.
Di period ke-5, saya dan LO menyiapkan bahan-bahan dengan mengiris beberapa bahan. Di saat jam istirahat makan siang, beberapa siswa yang bersuka rela datang untuk membantu. Dua puluh menit kemudian, semua siswa kelas 8 datang dan turu membantu. Ketika bel period ke-7 berbunyi semua siswa kelas 8 kecuali 3 orang bergerak berpindah menuju kelas bahasa Indonesia. Saya dan 3 orang siswa masih harus di ruangan memasak untuk menyelesaikan memasak pisang goreng. Sementara itu, di kelas bahasa Indonesia, LO saya harus memulai pelajaran yang saat itu bertujuan agar siswa berlatih menggunakan kalimat bahasa Indonesia dalam konteks di restoran.
Setelah beberapa menit berlalu, tiga siswa dan saya menyusul ke kelas bahasa Indonesia. Kamipun menyantap makanan yang kami masak bersama. Kami juga minum minuman yang ada di Indonesia seperti air kelapa muda, jus jeruk, dan jus nanas.
Setelah period ke-7 usai, LO saya segera menjemput siswa kelas 5/6 dari gedung sekolah dasar. Di sini, ada peraturan bahwa guru menjemput atau mengantar siswa sekolah dasar dari gedungnya menuju kelas tempat belajar sehingga para siswa SD itu bisa dengan tertib masuk ke dalam ruangan kelas. Sementara LO saya menjemput para siswa tersebut, saya membereskan ruangan kelas yang cukup tidak rapih setelah kelas 8 tadi. Saya juga menghapus papan tulis yang penuh dengan tulisan untuk kelas 8 tadi. Saya senang di saat saya “riweuh” itu berarti saya sedang berguna.
Kemudian, setelah kelas yang satu itu, berakhirlah kegiatan di sekolah. Eits, namun, saya dan LO saya harus kembali ke cooking room untuk membereskan semuanya. Setelah itu, kami harus ke sekolah di Inglewood, kota yang berjarak setengah jam dari sekolah. Kami ke sana untuk melakukan student led conference bersama orang tua murid yang tinggal di kota itu. Sebelumnya, pada hari selasa, semua guru melakukan hal yang sama dengan orang tua murid yang tinggal di Wedderburn.
Setelah usai, LO saya pulang duluan bersama teman-temannya yakni beberapa guru lain menuju Bendigo. Sementara itu, saya masih harus menunggu guru yang lain yang pulang menuju Wedderburn. Setelah beberapa lama, wakil kepala sekolah dan salah seorang guru pun selesai melaksanakan tugasnya dan bisa pulang. Saya pun menumpang di mobil yang wakil kepala sekolah bawa. Walhasil, saya diturunkan tepat di depan pintu rumah kosan saya sekitar jam 7 malam – matahari belum terbenam sebenarnya -.
Setibanya di rumah, setelah menyimpan tas dan barang-barang yang saya bawa, saya menyiapkan makan malam dan menyantapnya di ruang makan. Setelah selesai, sayapun pamit untuk masuk ke dalam kamar.
Keesokan hari, yang saya banyak lakukan adalah menelpon ke Indonesia. Itu karena pulsa yang tersisa di HP saya masih banyak: $28 credit, unlimited data, unlimited sms, unlimited social network dan ratusan menit gratis menelpon, dan sebagainya. Padahal, tanggal 1 Maret lalu saya membeli pulsa sebanyak $30 dollar. Sementara itu, itu semua hanya bisa digunakan sebelum tanggal 29 Maret 2013 dan setelah tanggal itu hanguslah semuanya. Saya menelpon orang tua, kakak, saudara, dan teman-teman.
Pada siang harinya, saya pergi ke News Agent untuk membeli voucher pulsa. Maklum, saya tidak menggunakan ATM Visa atau Mastercard jadi saya tidak bisa mengisi pulsa secara online. Tak apalah, saya kan jadi bisa jalan-jalan ke pusat kota Wedderburn. Lumayan juga untuk menghangatkan dan mengolahragakan badan.
Sepulangnya dari News Agent, masih tidak ada siapapun di rumah. Oleh karenanya, saya masuk ke kamar saya dan diam di dalamnya hingga waktu makan malam akan menjelang, hehe. Ketika terdengar suara orang-orang dari luar kamar saya, dan suara peralatan di dapur semakin ramai terdengar, saya keluar berniat untuk membantu memasak makan malam seperti malam-malam biasanya.
Ternyata, di dapur ada ibu kos anak perempuan sulungnya dan anak laki-lakinya. Wah, ternyata benar yang dikatakan bu kos beberapa hari yang lalu bahwa malam ini, kami akan makan malam untuk merayakan ulang tahun saya! Ibu kos memasak roast lamb sesuai dengan request saya beberapa hari yang lalu. Sebenarnya request itu juga disarankan oleh anak ke-3 nya yang laki-laki yang menyukai roast lamb. Saya dilarang membantu menyiapkan karena saya berulangtahun.
Pasti penasaran, kambingnya halal atau tidak! Ibu kos sengaja memesan kepada butcher daging kambing yang halal sehingga saya tentu saja bisa memakannya.
Malam semakin datang, yang saya lakukan hanya duduk di kursi makan dengan HP di tangan saya, menanti makanan siap semua. Sekitar jam 7 malam, makanan masih belum siap. Jujur, saya lapar! Wah, ada yang sudah jadi! Kue Pavlova, saya suka kue itu sejak pertama kali memakannya 2 minggu yang lalu. Kue tersebut terbuat dari banyak putih telur dan banyak gula dan krim. Enak, manis, pokoknya maknyuss!
Anak bu kos yang bungsu dan sulung menghias kue tersebut menjadi kue ulang tahun untuk saya. Sebenarnya, kue ulang tahun yang biasa ada di hari ulang tahun di sini bukanlah Pavlova tapi kue yang biasanya juga di Indonesia. Namun, karena bu kos tahu saya suka Pavlova , keluarganya juga suka, dan bahan-bahannya tidak macam-macam yakni halal, jadilah Pavlova merah putih nan indah dilihat dan enak dimakan, yummy!

Mejapun kemudian, di-set. Makanan di sajikan ke dalam piring masing-masing oleh bu kos. Seperti biasa, bu kos bertanya, “How much do you want?” dan seperti biasa juga, saya selalu ingin banyak. Di malam ini, saya ingin 3 iris tipis daging kambing sementara yang lain hanya 2 iris, hehe. Maklum, saya takut masih lapar nanti karena terbiasa makan malam besar di rumah di Indonesia.
pavlova birthday cake

Senin, 10 Juni 2013

Embarrassing

Saya hendak menuju lapangan lawn bowl dari rumah kosan. Untuk sampai ke sana, saya tidak menyusuri trotoar. Malah saya melewati lapangan footy yg luas, hendak memotong jalan. Namun ternyata, gerbang di ujung lapangan footy dikunci sehingga sy tak bisa lewat, padahal saya sudah jauh melangkah melewati lapangan footy itu. Heu, masih untung tdk ad yg sdg berlatih di lapangan itu. Kalau ada, betapa malunya saya. Eh ternyata, orang2 di lapangan lawn bowl  yg tepat berada setelah gerbang ujung lapangan footy, melihat saya yg sdh berjalan membelah lapangan footy dan hendak kembali memutat, keluar dr lapangan footy. Lea menelpon saya ketika saya berjalan mencari jalan keluar, "wait there, Restri. Someone is coming picking you up." Katanya. Aduuh malu.

Minggu, 09 Juni 2013

Catch a bus

Tadi malam, aku, teh Tya, dan teman baru kami, Rose yg mrpkn tmn serumah kosan teh Tya, mrencanakan perjalanan untuk hari ini. Kami berdiskusi, cari-cari informasi ttg bbrp tempat hingga jam 12 lewat. Kami pun memutuskan utk pergi keesokan pagi yakni hari ini jam 8. Awalnya kami cukup well-organized. Kami sudah siap brgkt meski jam dinding masih mnunjukkan jam 8 kurang. Namun, akhirnya kami br meninggalkan rumah pukul 8 lewat 3 menit untuk naik bis jam 8.10 di bus stop. Aku pikir, hal ini tak jadi masalah karena aku pikir kami akan menuju bus stop terdekat dr rmh. Ternyata, bus stop yg kami tuju adalah yang lebih jauh, 3 kali lipat lebih jauh, sehingga kami berjalan dg cepat. Dan ketika kami sdh bbrp meter dkt bus stop, bus nampak di belakang kami. Rose pun dg segera berlari mnju bus stop, begitu pun aku dan teh Tya. Kalau supir bis tidak melihat ada orang di bus stop, barangkali bis tidak akan berhenti. Sekarang mengertilah aku mengapa ibu kos atau bbrp orang australia lain ketika bertanya, "Apakah kamu naik bis?" Mereka berkata, "Do you catch a bus?" Bukan "Do you take a bus?" Karena kita perlu mengejar (=catch) bis, seperti dalam mengejar layang2 (catch a kite).