Tanggal 4 Maret, saya bangun
pagi sekitar jam 6. Lalu, saya mandi bersiap untuk pergi ke sekolah. Tak lupa,
saya membawa batch yang tertera nama
lengkap saya. Jam 8 pagi, saya sudah siap di luar kamar yakni di ruang makan.
Saya tidak ingat waktu itu saya sarapan apa. Saya juga tidak ingat makanan apa
yang saya bekal ke sekolah untuk makan siang.
Setelah anak ibu kos yang bungsu
siap untuk pergi ke sekolah, saya, ibu kos, dan anaknya berangkat berjalan kaki
menuju sekolah. Saya dan anak perempuan bungsu bu kos itupun berpisah dengan
ibu kos di depan sekolah. Kami berjalan masuk menuju gedung sekolah sedangkan
ibu kos mengendarai sepeda yang dari tadi didorongnya menuju kantornya yang
tidak terlalu jauh dari sekolah.
Setelah masuk di dalam gedung
sekolah, anak perempuan bu kos, Tahlia, menunjukkan saya ruangan staf yang
padahal saya telah ketahui. Kami pun berpisah di depan pintu ruangan staf. Saya
masuk keruangan staf sedangkan Tahlia menuju arah lain ke ruangan kelasnya.
Saat itu, masih pagi karena masih jam 8 lebih sekitar 20 menit an. Sedangkan,
para staf diwajibkan datang paling lambat jam 8 lewat 45 menit. Ketika saya
masuk ruangan kerja staf, saya sudah melihat LO saya duduk di kursi mejanya.
Sejak saat itu, setiap kali
bertemu staf, LO saya memperkenalkan saya kepada staf tersebut. Hari itu,
banyak sekali staf yang dikenalkan kepada saya. Saya harus mulai mengingat nama
dan wajah yang bagi saya mirip semua.
Alhamdulillah, para staf baik-baik dan ramah-ramah sehingga saya merasa
disambut. Mereka senantiasa menyapa jika bertemu, “Hi Restri, how are you
going?” atau “Morning Restri, how are you?” dan ada juga staf yang menyapa dan
menanyakan kabar dengan kalimat yang belum pernah saya dengar. Lalu, saya
berkata, “Pardon.” Sehingga dia mengulangi perkataannya. Kemudian saya berkata,
“pardon” lagi karena masih tidak mengerti. Lalu, dia pun mengganti kalimat
sebelumnya dengan “How are you going?” yakni menanyakan kabar saya. Saya tidak
ingat kalimatnya seperti apa karena untuk menangkapnya saja sulit.
Di hari pertama di sekolah itu juga saya masuk ke kelas bahasa Indonesia.
Saya memperkenalkan diri dan menunjukkan beberapa foto seperti foto saya dan
keluarga, foto rumah, dan foto kamar tidur. Di hari berikutnya, di kelas yang
berbeda, saya pun memperkenalkan diri saya seperti di hari pertama. Dan begitu
seterusnya hingga saya memperkenalkan diri di semua kelas dari kelas 3 hingga
11.
Setelah saya memperkenalkan diri, para siswa diberikan kesempatan untuk
bertanya apapun. Ada yang bertanya tentang sekolah di Indonesia, makanan
favorit saya, warna favorit saya, dan sebagainya. Suatu waktu, ada seorang siswa yang bertanya
seberapa besar sekolah saya. Saya katakan sejujurnya bahwa di sekolah dasar
bisa ada 40 siswa per kelasnya dan sekitar 480 siswa dalam satu sekolah dasar
saja, di SMP bisa lebih banyak lagi, dan di sekolah saya yakni SMK bisa jauh
lebih banyak lagi. Tiba-tiba, salah
seorang siswa dengan spontan berkata, “Wholly Molly!” yang saya yakin maksudnya
adalah banyak sekali. Itu karena di sekolah ini, hanya ada sekitar 240 siswa
secara total dari kelas preparation
hingga kelas 12. Dan di setiap kelasnya di sekolah ini, hanya terdapat 10 atau
paling banyak 25 siswa. Sekolah ini memang sekolah kecil di kota kecil.
Hari Senin sampai Rabu saya pergi ke sekolah. Di hari Kamis, saya tidak
perlu pergi karena tidak ada jadwal bahasa Indonesia di hari itu. Hari Jum’at
saya pergi ke sekolah lagi pagi-pagi, selalu. Setiap ada jadwal, LO saya, yang
merupakan guru bahasa Indonesia satu-satunya, dan saya masuk kelas. Ketika
tidak ada jadwal, kami mempersiapkan bahan mengajar untuk kelas berikutnya atau
membantu saya mengurus beberapa dokumen yang perlu diurus seperti TFN, WWC, dan
sebagainya.
Waktu di sekolah dibagi-bagi dan disebut period, dengan kata lain di
Indonesia disebut jam pelajaran. Setiap periodnya terdiri dari 45 menit kecuali
hari Selasa, setiap periodnya terdiri dari 40 menit. Period satu dimulai jam 9
pagi. Biasanya, 5 menit sebelum waktu period bel berbunyi untuk mengingatkan
guru-guru untuk segera masuk kelas sebelum siswa berada di kelas. Setelah
period ke-3 usai, para siswa dan para guru bisa menikmat recess time yakni waktu istirahat singkat selama 20 menit. Di saat
reses ini, beberapa guru berkumpul di ruangan pantry para staf untuk sarapan atau menyantap makanan ringan yang
mereka bawa masing-masing. Jam 11 lewat 25 menit warning bell berbunyi. Lima
menit kemudian, bell berikutnya berbunyi pertanda period 4 dimulai. Jam 12
lewat 55 menit, para guru dan para siswa kecuali kelas 11 bisa menikmati
istirahat makan siang hingga jam 2 lewat 5 menit. Sedangkan para siswa kelas 11
baru boleh beristirahat makan siang jam 1 lewat 20 hingga jam 2 lewat 3 menit.
Sekolah berakhir jam 3 lewat 25 menit. Para siswa boleh langsung pulang dengan
bis sekolah atau berjalan kaki atau kendaraan masing-masing. Para guru pun
demikian kecuali hari Senin dan Selasa. Pada hari Senin dan Selasa, ada rapat
setelah jam sekolah. Paling sebentar rapat berlangsung hingga jam 4. Paling
lama rapat bisa berlangsung hingga jam 5 sore.
Selain mengajar, guru-guru memiliki tugas yang disebut yard duty yakni tugas untuk berjaga di
sekitar school yard yang ditentukan
agar tidak ada kejadian yang tak diinginkan. LO saya bertugas di hari Jum’at
setiap jam makan siang kelas 11. Saya ikut bertugas bersamanya. Kami harus
mengenakan selendang orange dan topi. Tugasnya adalah memeriksa ruangan kelas
agar bersih dari siswa karena siswa tidak dibolehkan berada di dalam gedung
sekolah ketika jam istirahat baik reses maupun makan siang. Selain itu,
tugasnya adalah berkeliling di sekitar halaman sekolah yang ditentukan berjaga
agar tidak ada hal yang tidak diinginkan terjadi. Kejadian tersebut misalnya
anak-anak yang mengganggu sarang lebah di pohon, anak-anak yang bertengkar,
anak-anak yang tidak memakai topi di cuaca yang panas, dan sebagainya. Ada
peraturan di sekolah ini bahwa jika anak-anak yakni siswa-siswa tidak
mengenakan topi di luar gedung sekolah saat istirahat, mereka harus berjalan
atau berada di tempat teduh.