Selasa, 11 Juni 2013
Ulang tahun yang ke-25, aku di Australia
Senin, 10 Juni 2013
Embarrassing
Saya hendak menuju lapangan lawn bowl dari rumah kosan. Untuk sampai ke sana, saya tidak menyusuri trotoar. Malah saya melewati lapangan footy yg luas, hendak memotong jalan. Namun ternyata, gerbang di ujung lapangan footy dikunci sehingga sy tak bisa lewat, padahal saya sudah jauh melangkah melewati lapangan footy itu. Heu, masih untung tdk ad yg sdg berlatih di lapangan itu. Kalau ada, betapa malunya saya. Eh ternyata, orang2 di lapangan lawn bowl yg tepat berada setelah gerbang ujung lapangan footy, melihat saya yg sdh berjalan membelah lapangan footy dan hendak kembali memutat, keluar dr lapangan footy. Lea menelpon saya ketika saya berjalan mencari jalan keluar, "wait there, Restri. Someone is coming picking you up." Katanya. Aduuh malu.
Minggu, 09 Juni 2013
Catch a bus
Tadi malam, aku, teh Tya, dan teman baru kami, Rose yg mrpkn tmn serumah kosan teh Tya, mrencanakan perjalanan untuk hari ini. Kami berdiskusi, cari-cari informasi ttg bbrp tempat hingga jam 12 lewat. Kami pun memutuskan utk pergi keesokan pagi yakni hari ini jam 8. Awalnya kami cukup well-organized. Kami sudah siap brgkt meski jam dinding masih mnunjukkan jam 8 kurang. Namun, akhirnya kami br meninggalkan rumah pukul 8 lewat 3 menit untuk naik bis jam 8.10 di bus stop. Aku pikir, hal ini tak jadi masalah karena aku pikir kami akan menuju bus stop terdekat dr rmh. Ternyata, bus stop yg kami tuju adalah yang lebih jauh, 3 kali lipat lebih jauh, sehingga kami berjalan dg cepat. Dan ketika kami sdh bbrp meter dkt bus stop, bus nampak di belakang kami. Rose pun dg segera berlari mnju bus stop, begitu pun aku dan teh Tya. Kalau supir bis tidak melihat ada orang di bus stop, barangkali bis tidak akan berhenti. Sekarang mengertilah aku mengapa ibu kos atau bbrp orang australia lain ketika bertanya, "Apakah kamu naik bis?" Mereka berkata, "Do you catch a bus?" Bukan "Do you take a bus?" Karena kita perlu mengejar (=catch) bis, seperti dalam mengejar layang2 (catch a kite).
Selasa, 28 Mei 2013
Driving n praying in Ausie
Hari ini, aku dan Lea harus ke Preston sekitar Melbourne utk mengikuti professional learning development ttg differentiation in Lote classroom dari jam 9.30 sampai 3.30 sore. Tadinya aku mau menginap di rumah lea malam sebelum dan stlh hari ini karena rmh lea lbh dkt ke Melb drpd Wedderburn ke Melb. Tambah lagi, tak ada transport umum di awal pagi di Wedderburn ini. Tapi, dipikir2 ga enak ah sering nginep di rmh lea, ngerepotin terus. Lalu, aku berpikir apakah mungkin aku pake mobil sekolah? toh workshop yang kami ikutin pun kan utk kepentingan nagajar di sekolah.alhamdulillah, lea coba utk ngobrol dg wakil kpla sekolah n trnyata stlh ak diajak mencoba mobil matic sedan putih nya, ak diijinkan bawa mobil itu. Jadi, pulang sekolah aku mengendarai mobil itu ke kosan. Malam tadi ga bisa tidur nyenyak krn nervous utk first drive di Ausie hari ini n takut bangun telat jg. Pagi tadi ak pergi mengendarai mobil pagi sekitar jam 6.15 ketika langit masih gelap dan pulang mngendarai mobil ketika langit telah gelap dan tiba di rumah alias kosan sekitar jam 7. 15. Alhamdulillah, perjalanan lancar. Mobilnya matic jadi tinggal gas n nge rem kalau sudah pasang gear di D. Dengan langit yg masih gelap lampu mobil otomatis menyala, ak tinggal atur lampu jauh n dekat selama perjalanan. Harus selalu memperhatikan traffic sign terutama tanda maksimal kecepatan yg diperbolehkan, kadang maks 40, 50, 60, 80, 90, atau 100 km/jam. Setelah tiba di bendigo di suatu lapangan parkir t4 ak n lea janji bertemu, kami pergi dengan mobil sekolah ke Preston. Kali ini lea yg mngendarai mobil karena lea yg hafal jalan. Workshop berlangsung dengan 2 interupsi: morning tea dan lunch. Sebelumnya ketika mendaftar workshop ini, lea mdftrkanku utk mdptkan konsumsi berupa makanan halal. Memang panitia mengakomodasi hal tsb yakni di formulir pndftrannya menyediakan kolom ttg special dietary requirement. Oleh karena itu, alhamdulillah kebanyakan makanannya bisa saya makan kecuali salad yg ada bacon nya. Meskipun demikian, sebelum sy makan, saya memastikan dg bertanya mana yg utk vegetarian. Biasanya karena vegetarian ga makan animal products, vegetarian food halal selama tak mengndung alkohol dan vegetarian food jarang mgandung alkohol sbnrnya, sangat mungkin. Di saat lunch, sy mnyempatkan mndekati satu2nya wanita berjilbab selain ak yg jg peserta workshop. Ak tanya dimana masjid trdekat krn ak yakin di Preston yg dkt Melbourne ini mrpkn multicultural tow yg ditempati byk muslim sehingga ak yakin ad masjid d sni. Muslimah tsb pun mabntu mancarikan dg iphone nya. Beliaupun lalu mbri tahukan alamat masjid tsb yakni 31 nicholson street coburg yg berjarak 15 menit dr t4 workshop. Krn jarak Wedderburn ke Preston lbh dr 80 km dan ak mniatkan safar hr ni, ak bs menjama' qasar dzuhur n asar jadi sy putuskan utk sholat stlh workshop. Setlah workshop, ak minta lea utk mampir ke masjid tsb. Tiba di parkiran masjid, ak lgsg masuk sementara lea menunggu di mobil. Ketika masuk ke halaman, ak tak mnemukan seorang pun utk aku tanyai sehingga ak keliling sndri mncari toilet n t4 wudhu namun stlh mncari2 bbrp lama, yg ku temukan hanyalah wc utk laki2. Krn kebelet pipis, kuputuskan utk masuk toilet itu, toh ada pintunya. Namun, ketika selesai aku segera keluar khawatir ada laki2. Ak pn lalu mncari lagi, lalu seorang pria keluar dr ruangan sholat, aku tanyailah, eh dia malah menunjukkan pintu lain menuju ruang sholat wanita. Ak pn masuk ke ruangan itu yg sbtlnya satu ruangan dg ruangan sholat pria dipisahkan oleh sehelai kain sperti gorden. Ak pn mendapati seorang pria yg br selesai brdoa menoleh padaku, "sorry brother, where can i take ablution?" Eh dia ga ngerti, ak tanya lagi,"where can i take wudhu?" Lalu dia keluar mncoba cari tau dg mlht sekeliling. Tapi trnyata diapun tak tahu, lalu dia masuk ke wc utk brtya kpd seseorang yg sdg di wc. Ketika org itu keluar,dia katakn pun tak tahu. Seorang pria lain keluar dr ruang sholat dan ketika ditanya, dia pun tak tahu. Haha 3 org pria tidak tahu. Ahirnya, seorang pria yg br keluar dr ruang sholat itupun berinisiatif. Dia bilang agar ak wudhu d t4 wudhu laki2 dan dia akan menjaga di luar agar tak ada laki2 yg masuk. Ok, langsung ku lakukan. Setelah selesai, ak ucpakan terima kasih dan aku pun masuk ke ruang sholat dan sholat.
Dr melbourne ke bendigo kembali, lea mampir di pom bensin star. Dia mengambil kartu seperti kartu kredit yg bertuliskan star jg. Laku lea keluar dan mgisi bensin diesel sendiri. Pom bensin disni memang self service tak seperti di indo. Stlh mgisi cukup, lea masuk dg kartu tadi. Dan lea kembali mbawa receipt yg kemudian disimpan di suatu kotak di dashboard dlm mobil. Lalu kami ke t4 kami bertemu td pagi, lalu kami brpisah dg mobil yg dbwa masing2. Alhamdulillah ak tiba dg selamat. Alhamdulillah tak ada kangguru yg menyebrang jalan ketika aku sdg mngemudi baik pagi maupun malam. Alhamdulillah senang, akhirnya ak menyetir juga. Alhamdulillah.
Senin, 01 April 2013
Home sick
Sekolah
Rabu, 20 Maret 2013
Hari Pertama di Wedderburn
Kamar kosku
Ruangan utama rumah kos.
Berdua saja di rumah malam ini
Selasa, 12 Maret 2013
This year is the opposite year for me
Penonton setia acara Spongebob Squarepants atau penonton TV yang secara tidak sengaja menonton tayangan tersebut mungkin mengetahui bahwa di Bikini Bottom tempat Spongebob dan kawan pink-nya tinggal, Spongebob dan kawan-kawan memiliki hari kebalikan.
Mungkin mereka hanya mengalami segala hal terbalik dalam satu hari saja tapi tidak dengan saya. Saya akan menyaksikan atau mengalami banyak hal terbalik sepanjang tahun ini. Itu karena saya sekarang hingga akhir tahun ini tinggal di Australia, di Wedderburn, Victoria.
Masih melekat dalam ingatn saya, bbrp hr yg lalu, di hari ketiga saya berada di Wedderburn yang merupakan hari kedua saya pergi bekerja ke sekolah, saya bersama anak bungsu pemilik rumah berangkat bersama ke sekolah. Pintu depan paling luar saat itu belum dibuka. Sebelum kami berjalan keluar melalui pintu itu, dengan inisiatif saya mencoba membuka kuncinya dengan memutarnya ke arah kiri. Namun. Yang terjadi adalah pintu itu masih terkunci!
Lalu, perihal cara makan, orang-orang memasukkan makanan dengan tangan kirinya. Ya, hal ini saya perhatikan terutama dari keluarga di rumah tempat saya tinggal. Sebelum makan, meja biasanya ditata dengan garpu, pisau, gelas, botol berisi air minum, dsb. Yang saya lihat adalah posisi garpu yang berada di sebelah kiri. Ya, hal ini bukanlah hal yang aneh bagi saya yang beberapa kali melihat hal serupa di TV dan pernah mengikuti acara table manner ala barat. Ketika makan dimulai, tanpa rasa malu saya menukar posisi garpu dan pisau di depan saya sehingga saya tetap makan dengan tangan kanan. Itu saya lakukan karena saya ingin menjadi hamba Allah yang baik dan pengikut Rasulullah SAW yang baik dengan mengikuti salah satu sunnah Rasulullah yakni makan dengan tangan kanan. Hehe.
Hari Sabtu lalu, ada semacam pasar kaget di sekitar Jacka Park (saya tidak yakin ejaannya benar). Setelah menyetrika beberapa baju, saya berjalan kesana yang tidak begitu jauh dari rumah (secara ini kota yang sangat kecil seperti satu kelurahan). Sepanjang saya berjalan, ada beberapa mobil melintas. Kalau boleh GR ya, beberapa pengemudi mobil-mobil itu memperhatikan saya ketika mereka berlalu. Mungkin dalam pikiran mereka, "Siapa ini? Aneh sekali di hari yang sangat panas memakai pakaian tertutup dari ujung rambut hingga ujung kaki" Hingga akhirnya saya tiba di taman, orang-orang di parkiran memperhatikan saya yang dengan PD nya melenggang mencari ibu kos yang menggelar lapak di pasar kaget itu. Aduh, saya merasa seperti bule yang datang ke Garut. Biasanya kalau di Indonesia kan saya yang suka memperhatikan 'bule-bule' yang datang ke kota atau desa. Hari itu, eh saya yang jadi 'bule'-nya. Terbalik bukan?!
Kemudian, hari ini ketika membantu ibu kos menyiapkan makan malam, saya mengupas wortel dari arah luar ke dalam (ke arah saya). Padahal, kalau di Indonesia, saya mengupas buah atau sayur dari arah dalam ke luar.
Dan beberapa hal lagi yang berkebalikan dengan saya...
Minggu, 10 Maret 2013
Bendigo: to the city and the farm
Ada yang lucu, dasar anak kecil, hehehe
Oh ya, ketika di pusat kota Bendigo, saya dan LO saya menyempatkan berbelanja beberapa bahan makanan. Melihat ada sayuran campur seperti kol putih, kol ungu, dan yang lainnya terbungkus telah diiris, saya jadi ingat bala-bala. Saya pun bertanya pada LO saya apakah saya bisa membuat bala-bala di rumahnya nanti. Diapun mengiyakan dan mengijinkan saya mengambil bahan-bahan yang dibutuhkan untuk membuat bala-bala.
Melbourne to Bendigo
Setelah beberapa lama menunggu di sebuah warung kopi di bandara, LO sayapun tiba. Dia adalah seorang wanita berumur 29 tahun, bertubuh tinggi, berkulit putih, berhidung mancung, berambut gaya Jamaika, dan bertindik di hidung. Meskipun ini pertemuan pertama kami, saya tidak merasa canggung karena kami sudah berkomunikasi melalui email sejak beberapa bulan yang lalu. Kamipun bersalaman dan cium pipi kanan serta kiri.
Rabu, 06 Maret 2013
Australia, I'm here
Kamis, 21 Februari 2013
Menanti Visa Grant (dg gaya cerita anti-klimaks)
Rabu, 09 Januari 2013
This begins this
"Loh ko bisa ibu dapat informasi itu!" ujarku dalam hati.
Ternyata ibu mendapat informasi itu dari teman sejawatnya di sekolah yang merupakan alumni kampusku.
Aku pun jadi berpikir apa ini jalanku untuk bisa berpetualang di negeri asing dimana bahasa Inggris digunakan oleh mayoritas penduduknya? Petualangan yang menjadi pengalaman berhargaku sebagai guru bahasa Inggris kini dan nanti. Tanpa pikir panjang lagi, di hari yang sama pun aku bertolak ke kampus untuk mencari informasi detail tentang program itu. Kemudian akupun mengajukan aplikasi.
Beberapa hari kemudian, semua aplikan dipanggil wawancara. Sejak itulah diketahui bahwa ada 21 orang aplikan. Beberapa di antara kami berjilbab dan 2 di antaranya berjilbab panjang, termasuk aku. Setelah menunggu pewawancara beberapa lama, satu per satu dari kami masuk ke ruangan dan diwawancara. satu per satu pula yang keluar setelah wawancara, diwawancara kembali oleh beberapa aplikan yang lain mengenai hal-hal yang diwawancarakan. Tidak bisa tidak, aku ikut mendengarkan tentunya sehingga aku tahu apa yang akan ditanyakan saat wawancara dan sehingga aku merasa cukup minder karena salah satu hal yang ditanyakan adalah kemampuan di bidang seni. Di saat yang sama, yang ku lakukan adalah berdo'a dengan menggerakkan bibir tapi tanpa suara dan dengan hati penuh pengharapan. Aku berharap aku bisa berhasil dalam wawancara ini karena aku tidak ingin mengecewakan ibuku yang dari awal mendukungku. Aku berdo'a dan terus berdo'a, "Robbisyrohli shodrii, wassirli amrii, wahluluqdatammillisani yafqohu qoulii." hingga giliranku tiba.
Sesuai dengan yang dikatakan aplikan sebelumnya, aku ditanya mengenai kemampuan bahasa Indonesiaku. Aku ditanya mengenai proses morfologi suatu kata. Alhamdulillah, itu adalah salah satu kuliah favoritku sehingga aku pun tahu apa jawabannya. Aku pun ditanya mengenai kemampuanku di bidang seni. Dengan jujur aku katakan, aku pernah belajar menari Serimpi dan suling bambu sewaktu SMP tapi jika diminta melakukannya sekarang aku tak yakin aku bisa. Kemudian, aku pun diminta untuk melakukan sedikit simulasi mengajar bahasa Indonesia dengan bahasa Inggris. Di situ aku mulai bingung dan tidak yakin karena biasanya aku mengajar bahasa Inggris dengan bahasa Indonesia atau bahasa Inggris tapi saat itu aku diminta melakukan sebaliknya.
Setelah wawancara selesai, aku keluar ruangan dengan sedikit kecewa karena khawatir aku bukanlah orang yang sesuai kriteria untuk jadi language assistant. Walaupun demikian, aku masih berharap karena aku ingin kali ini berhasil sehingga menjadi kabar gembira bagi orang tua dan saudara-saudaraku terutama ibu. Sampai-sampai ketika pulang, hujan turun, harapan yang kupanjatkan dalam hati adalah agar aku lolos seleksi menjadi language assistant di Australia.
Beberapa hari kemudian, di hari Jum'at pagi, di saat aku akan mengajar, aku mendapat sms yang berisi kabar lolosnya aku menjadi language assistant. Saat itu, betapa sangat gembiranya hatiku dicampur rasa gugup, haru, dan sebagainya tak menentu. Namun, tentunya ini sesuai harapanku dan ini merupakan kabar gembira untuk ibu, bapak, dan saudara-saudaraku.
Semoga ini langkah yang baik yang bisa mengantarkanku mendapatkan pengalaman yang membuatku jadi lebih baik sebagai hamba Allah, sebagai guru bahasa Inggris, sebagai makhluk sosial, dan sebagainya. aamiin.